'BERSABARLAH' Antologi Puisi dari Gulielmus Ebat
BERSABARLAH
Ada jalan yang teramat jauh
Dalam perjalananku
Siapapun bisa saja terjatuh
Tenggelam ke dalam kekecewaan
Belajar berteman dengan kesabaran
Sakit, sulit
Memang
Karena surga tidaklah murah
Jangan terlalu larut dalam kesedihan
Jika air mata membuatmu bertahan
Keluh kesahmu melepaskan beban
Keluarkan saja
Karena tidak ada yang salah dengan semua itu
Yang salah adalah ketika kamu mulai memendam kebencian
Yang kemudian perlahan mengikis kesucian...
Jika bagimu tidak mudah
Untuk sekedar mengeluarkan air mata
Maka tersenyumlah
Dan nikmati rasa sakit itu
Karena saat ini kamu merasa sendiri
Jadi biarkan kesendirian itu menemanimu
Jika tidak ada satupun yang melihatmu dan memahami mu...
Tersenyumlah
Karena saat itu
Hanya yang maha melihat yang selalu melihatmu
Memahami mu..
PULANG KE MIMPI
Ini sudah kesekian sepi
aku menanti,
dan entah berapa sepi lagi
harus kulewati.
Inilah yang aku takuti
kau sengaja menjadikan sepi
sebagai sebuah takaran tuk kembali.
Katamu: nanti
bila kau sudah kesepian.
Bukankah kau tahu
sepi memperlama terasanya waktu?
Sepi bukanlah sebuah perjalanan
yang semakin jauh aku melangkah
kian mempersingkat jarak denganmu.
Yang harus aku lakukan hanya menunggu,
menunggumu.
Bila aku gaduh sepi akan lenyap,
maka aku diam agar kesepian kian senyap,
dan berharap
kau datang ketika aku lelap.
Ini sudah sangat sepi,
mari pulang ke mimpi.
Sangku lerong lawe lenggong ge
Dengarlah jeritan asmara jiwa dari sang emas mongko dite.....
Retang hanang aku naram
Le nuk ranga bambas.
0 Response to "'BERSABARLAH' Antologi Puisi dari Gulielmus Ebat"
Posting Komentar