Budaya Manggarai Yang Dibudidayakan

  

Oleh: Gulielmus Ebat

  Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. 

    Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Seseorang bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan di antara mereka, sehingga membuktikan bahwa budaya bisa dipelajari.

    Budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

    Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Antropolog Melvillen J. Herskovits dan Bronisław Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah determinisme budaya (cultural-determinism). Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganik. Sementara menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, ditambah  lagi dengan segala pernyataan intelektual, dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

    Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Dan statis Sementara itu, perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

    Dalam konteks kehidupan masyarakat Manggarai, kebudayaan menjadi center atau pusat dari segala tatanan kehidupan. Karena, semua hal yang berkaitan dengan diri masyarakat Manggarai termuat dalam sistem kebudayaan itu. Baik dari segi tingkah laku, cara berbicara, dan lain sebagainya. Tidak dapat dipungkiri bahwa kebudayaan dan kehidupan masyarakat Manggarai bagai dua keping mata uang yang tak dapat dilepaspisahkan. Keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Manggarai menyimpan berbagai bentuk kebudayaan, yang justru membuat adanya keunikan tersendiri terhadap budaya itu.

    Kebudayaan yang dianut oleh masyarakat Manggarai merupakan sesuatu hal yang diwariskan oleh para pendahulu atau nenek moyang dengan tujuan agar masyarakat dapat hidup secara adil, Makmur, dan damai. Selain itu, ada berbagai nilai kearifan lokal yang terkandung dalam sistem kebudayaan Manggarai.

    Namun seiring dengan perkembagan zaman, kehidupan masyarakat Mangggarai sebagian besar tidak bersumber pada kebudayaan lagi.Sebagai contoh,dalam proses penyelesaian masalah.Yang mula-mulanya penyelesaian masalah dilakukan dengan menerapkan kebijakan lonto leok guna memecahkan sebuah persoalaan,sekarang dilakaukan dengan sendiri-sendiri dengan mempertahakan argument masing-masing yang berujung pada disintegrasi (proses pecah bela).Selain itu,dalam pembuat rumah adat (Mbaru Gendang), yang sesungguhnya dibuat berdasarkan prosedur pembuatan rumah gendang zaman dahulu,sekarang pun dibuat atas kewenangan dan kebijakan bersama, yang dalam kenyataannya melenceng dari nilai kebudyaan Manggarai. Dan masih banyak lagi aspek lain dari kebudayaan Manggarai yang kian hari kian diabaikan.

    Sesungguhnya hal yang mendasar adanya persoalaan seperti ini adalah karena kurangnya pengetahuan untuk memahami seperti apa budaya yang sesungguhnya. Selain itu berdasarkan kehidupan nyatanya, kebanyakan masyarakat Manggarai tidak mencintai budaya sendiri. Dalam artian, segala sistem atau nilai yang terkandung dalam budaya tidak perhatikan lagi guna mewujudkan kehidupan yang terstruktur dalam kehidupan orang manggarai (Manggarai people’s’life). Proses penyelesaian masalah seperti diperlukan kerja sama antara pihak-pihak terkait. Dalam hal ini adalah masyarakat dan pihak pemerintah.

    Kerja sama dalam hal ini adalah masyarakat mengubah segala kebiasaan-kebiasaan yang cenderung membuat budaya sebagai sesuatu yang tidak penting lagi dalam struktur kehidupan masyarakat Manggarai. Nah pemerintah yang memiliki kewenangan yang mutlak untuk membuat dan mejalankan kebijakan hendaknya mengeluarkan hukum adat atau regulasi yang mengikat masyarakat dalam suatu kebudayaan. Seperti mendirikan lagi sanggar-sanggar budaya, dan rmenekankan bahwa pembuatan rumah adat Manggarai harus mengikuti prosedur yang sesugguhnya, serta memberikan menyediakan segala fasilitas yang mendukung segala kegiatan yang berkaitan dengan upaya melestarikan kebudayaan Manggarai. Sehingga, ada keseimbangan dalam menyelesaikan sebuah konflik yang ada.

                                                                                                    

                                                                                                    MANGGARAIAN

BACA JUGA :     UPAYA KONSILIDASI PERDAMAIAN DI PAPUA     

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Budaya Manggarai Yang Dibudidayakan"